BELAJAR BAHASA GAUL JOGJA YANG LUCU DAN NYLENEH
Belajar bahasa itu merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan tentunya bisa membuat beberapa orang ketagihan, terlebih lagi jika bahasa yang dipelajari lucu dan nyleneh. Pada postingan artikel kali ini, saya akan membahas mengenai belajar bahasa gaul Jogja yang lucu dan nyleneh.
Berikut saya ceritakan terlebih dahulu mengenai bahasa percakapan sehari-hari di Jogjakarta. Di Jogja dan sekitarnya dalam pergaulan dan percakapan digunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan adalah ngoko, krama dan krama inggil tergantung siapa yang diajak berbicara, umur dan budaya lainnya. Selain ketiga bahasa tersebut, ternyata di Jogja juga terdapat bahasa yang “ tidak umum “ dan tidak baku (bahasa gaul). Bahasa Gaul inilah yang digunakan oleh anak muda Jogja. Istilah lain dari bahasa ini adalah bahasa Jawa walikan.
Bahasa Jawa walikan ini sering didengar dan diucapakan oleh masyarakat Jogjakarta serta sekitarnya. Contoh bahasa Jawa walikan ini adalah “ dab, poya, muthig, themon de-el-el” dalam bahasa sehari-hari. Bahasa gaul ini seringkali digunakan hanya untuk selingan aja dengan di campur bahasa Jawa ngoko. Bahasa gaul ini diucapkan saat bersama teman-teman seumuran dan tidak boleh dengan orang yang lebih tua.
Sejarah Bahasa Walikan/Gaul
Awalnya bahasa ini mulai muncul di Jogja kurang lebih sekitar tahun 70-an. Para muda-mudi di Jogjakarta jika tidak dapat berbicara dalam bahasa ini maka dianggap ketinggalan zaman dan tidak gaul sehingga artikel ini dibuat khususnya untuk para muda-mudi Jogjakarta.
Aturan penggunaan Bahasa Jawa Walikan
Pada bahasa Jawa Walikan ini kita menggunakan aksara Jawa. Aksara Jawa ini terdiri dari 20 huruf dimana dipisahkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Kelompok pertama : “ Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La “ (10 huruf)
b. Kelompok kedua : “ Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga “ (10 huruf)
Contoh penggunaannya adalah
Ha = Pa, Na = Dha, Ca = Ja, R = Ya, Ka = Nya, Da = Ma, Ta = Ga, Sa = Ba, Wa = Tha, dan La = Nga
Sebutan “ mas “ menjadi “ dab “ . Asalnya Ma = Da, dan S = B, sehingga “ mas “ jadi “dab"
Kata “ aku “ menjadi “ panyu”. Asalnya Ha/A = Pa, dan Ku = Nyu, sehingga “ aku “ jadi “ Panyu"
Itulah bahasa gaul Jogja yang lucu dan nyleneh. Bahas ini mudah untuk dipelajari asalkan sudah biasa (kulino). Apabila baru belajar maka bahasa ini cukup membuat kepala pusing tujuh keliling.
Selamat belajar bahasa Jogjakarta, khususnya para muda-mudi di DIY Jogjakarta.
Selamat belajar bahasa Jogjakarta, khususnya para muda-mudi di DIY Jogjakarta.
No comments:
Post a Comment